SYAILILLAHYAHABIBANAIN-Lagu utk Guru kami Habib M.Rafiq Al-Kaff. Dapatkan link; Facebook; Komentar Baca selengkapnya HABIB HUSIN BIN HAMID BA'ALAWI (TARIM) : Khol Syekh Samman (bag1) Dapatkan link; Facebook; Twitter; Pinterest; Email; Aplikasi Lainnya; April 03, 2017 Posting Komentar Baca selengkapnya HABIB MUHAMMAD AL-JUNAID-Kordinator SantriSantri Al Habib Umar Bin Hafidz Angkatan Pertama Tahun 1993 Al-Habib Sholeh bin Abdullah Al-Kaff . 26. Al-Habib Abdullah bin Hasan al-Haddad 27. Al-Habib Ali Zainal Abidin al-Hamid. 28. Al-Habib Haidar al-Hinduan. 29. Al-Habib Anis bin Husin al-Attas. 30. Al-Habib Munzir bin Fuad al-Musawwa. sumber : DalamManagib tersebut diceritakan beberapa karomah dan perjalanan dakwah Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid. Habib Sholeh lahir di Korbah Ba Karman, Wadi 'Amd, sebuah desa di Hadramaut, Yaman, pada tahun 1313 Hijriyah. Ayah beliau Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid terkenal dengan sebutan Al-Bakry Al-Hamid, ulama yang sangat dihormati. Ibundanya seorang wanita salehah bernama 'Aisyah, dari PonPes Al Haromain Al Habib Hamid bin Abdullah Al kaff Jl.Ganceng, Pondok Rangon, Cipayung, Jakarta Timur. 03 Mar 2011 Jam 16.00 Maulid Kamis Akhir Al Habib Ali bin Abdurahman Al Habsyi, Kwitang. 04 Mar 2011 Jam 04.30 Subuh Jamaah di Majelis Ta'lim Al Afaf (Al Habib Ali bin Sayyidil Walid Al Habib Abdurahman Assegaf), Tebet Utara. 04 Mar 2011 . Daftar Isi Profil Habib Thohir bin Abdullah Al-Kaaf Kelahiran Wafat Pendidikan Pengasuh Pesantren Sosok Pendakwah Aswaja Pandangan Terhadap Terorisme Memaknai Jihad Cara Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT Teladan Kelahiran Habib Thohir bin Abdullah Al-Kaaf lahir pada 15 Agustus 1960 di Tegal. Beliau merupakan putra dari tujuh bersaudara, dari pasangan Habib Abdullah Al-Kaff dan sang istri. Wafat Habib Thohir bin Abdullah Al-kaff wafat pada hari Kamis 3 Desember 2020, malam, pukul WIB. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di RS Mitra Siaga Kabupaten Tegal. Pendidikan Habib Thohir memulai pendidikannya dengan belajar agama kepada ayahnya, Habib Abdullah Al-Kaff, yang dikenal sebagai ulama senior di Jawa Tengah. Kemudian mengenyam pendidikan SD dan SMP Al-Khairiyah di Tegal. Baru pada tahun 1980, menjadi santri Sayid Al-Maliki di Pesantren Al-Haramayn asy-Asyarifain Makkah. Dia menjadi santri selama enam tahun bersama adiknya, Habib Hamid bin Abdullah Al-Kaff. Habib Hamid kini dikenal sebagai mubalig dan pemimpin Pondok Pesantren Al-Haramayn asy-Asyarifain, Jalan Ganceng, Pondok Ranggon, Cilangkap, Jakarta Timur. Pulang ke Indonesia tahun 1986, Habib Thohir langsung terjun ke bidang dakwah, dan pernah juga menjadi ustaz di beberapa pesantren. Kini, meski berkeluarga di Pekalongan, dia lebih banyak membina umat di Tegal, khususnya di Masjid Zainal Abidin. Di masjid yang terletak di Jalan Duku Tegal itulah, dia mengadakan majelis taklim yang diberi nama “Majelis Taklim Zainal Abidin”. Pengasuh Pesantren Habib Thohir bin Abdullah Al-Kaaf merupakan pengasuh Pondok Pesantren Darul Hijrah Tegal. Sosok Pendakwah Aswaja Hampir dalam berbagai dakwah, entah dalam kesempatan majelis taklim, haul, ataupun seminar, Habib Thohir bin Abdullah Al-Kaaf selalu memperingatkan beberapa kesesatan yang dilancarkan kepada kaum muslimin di Indonesia. Sebab Islam di Indonesia, menurutnya, adalah Islam warisan Walisanga, yaitu Ahlusunnah wal Jamaah, bukan Syiah maupun Ahmadiyah, misalnya. Nama Habib Thohir lebih banyak dikenal oleh kaum muslimin yang tinggal di pelosok-pelosok desa. Karena dia lebih senang berdakwah di daerah-daerah, bahkan masuk di pedesaan. Habib Thohir berharap, para ulama dan cendekiawan mempunyai sikap dan kepedulian untuk membentengi umat Islam dari kerusakan akidah. Kepada sesama Ahlussunah wal Jamaah, diharapkan tidak perlu lagi berdebat soal furu’iyyah masalah cabang-cabang agama, seperti tahlil, Maulid, haul, dan lainnya. “Jangan dianggap bahwa orang-orang yang menjalankan ritus ini tidak mempunyai argumentasi. Dan sewaktu berdebat dengan orang-orang semacam ini berarti berhadapan dengan saudara sendiri. Perlu diketahui juga, mayoritas umat Islam Indonesia adalah paham Ahlussunah wal Jamaah, yang senang tahlil, Maulid, haul, dan lain-lain. Dakwah semacam ini, dipastikan akan mendapat tantangan. Contoh di kota Mataram beberapa waktu lalu, sebuah pondok pesantren dibakar, karena melarang talqin. Ini bisa timbul di tempat lain,” katanya dengan nada penuh prihatin. Habib Thohir menambahkan, perdebatan semacam persoalan furu’iyyah sebaiknya segera diakhiri. Menurutnya perdebatan-perdebatan semacam itu sangat kontraproduktif bagi umat Islam. “Di saat kita membutuhkan energi, kekuatan, dan ilmu kita untuk sesuatu yang sangat berbahaya menimpa umat – terutama aliran sesat – kita kok masih berdebat soal khilafiyah?,” kata bapak dua orang putra ini. Karena panggilan rasa persatuan itulah, Habib Thohir senantiasa menggandeng semua pihak untuk bisa duduk bersama dan bahu-membahu membangun dan berdakwah untuk umat. “Jadi paham aliran sesat dan paham-paham di luar Islam, seperti sekularisme, pluralisme, dan liberalisme perlu diluruskan. Ini dapat merusak akidah umat Islam, karena paham-paham ini mengarah para pemurtadan. Alasannya sudah cukup kuat, yakni memutuskan akal, merekayasa fiqih lintas agama karena fiqih Islam dianggap tidak demokratis, dan berupaya meragukan kaidah keislaman,” kata Habib Thohir lagi. Tekadnya untuk memerangi aliran sesat semakin mantap ketika dia menjadi pemrasaran dalam seminar Sekitar Syi’ah di Aula Masjid Istiqlal pada 1997. Sikapnya terus berlanjut dengan berbagai seminar di dalam maupun luar negeri. “Kita diperintahkan oleh Nabi untuk bangkit, tidak diam. Mana yang bangkit? Siapa yang berjuang dan menantang arus ini pendangkalan akidah – Red.?” Pandangan Terhadap Terorisme Ketika disinggung tentang maraknya kegiatan terorisme yang banyak menimpa umat Islam, Habib Thohir dengan keras menentangnya. “Islam tidak mengenal teroris, keberadaan orang-orang yang melaksanakan kegiatan terorisme sangat merugikan citra Islam. Sehingga dilihat, seakan-akan Islam itu kejam, keras, tidak kenal kasih sayang.” Habib Thohir sendiri merasakan betapa masyarakat kita, dan skala yang lebih luas internasional, begitu ketat dalam menanggapi fenomena terorisme. Ia mengisahkan pernah “diinterogasi” petugas intelijen dan imigrasi di perbatasan antara Malaysia dan Singapura. Kisahnya bermula ketika dia mendapat undangan untuk mengisi peringatan haul di Masjid Ba’alawi Singapura. “Saya sampai dua jam diinterogasi, dikira teroris. Ditanya ini-itu, sampai menanyakan istri dan anak, pendidikan, sekitar dua jam. Sangat melelahkan. Itu salah satu imbas efek terorisme,” kata Habib Thohir. Bahkan tidak hanya terjadi ketika di Singapura. Pulang ke tanah air pun, dia masih merasakan efek terorisme. Ketika masuk bandara, mall, hotel, ia selalu diperiksa dengan ketat. “Ini semua karena efek samping’ suatu perbuatan saudara kita yang salah sasaran. Dan ini justru menjadi kesempatan bagi orang-orang di luar Islam untuk menjelek-jelekkan citra Islam,” komentarnya mengenai terorisme. Memaknai Jihad Karenanya, untuk menyudahi persoalan terorisme, Habib Thohir mengimbau umat Islam untuk mendefinisikan kembali makna dan hakikat jihad. Yakni, jihad tidak dibenarkan menggunakan bom. Menurutnya, teror bom hanya akan mengganggu kehidupan umat manusia. Jihad merupakan sarana dakwah, bukan tujuan, sehingga harus dilaksanakan secara baik, bermanfaat luas, dan jauh dari anarkisme dan kekerasan. Jihad itu mempunyai aturan main yang sangat luas. Jadi, berjihadlah seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. “Kapan kita harus perang, kepada siapa kita berperang, dan siapa saja yang harus kita perangi? Perempuan, anak-anak, orang yang sedang beribadah sekalipun nonmuslim, tidak boleh dibunuh. Binatang tidak boleh dibunuh, bahkan pohon dan barang-barang pun tidak boleh dirusak!” Cara Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT Thohir Al Kaff asal Tegal memiliki cara sendiri untuk menciptakan kedamaian dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satunya dengan mengajak ribuan jemaah Rotibayn dan Wali Kota Tegal Nursholeh untuk menunaikan salat Subuh berjemaah di Kawasan Objek Pantai Alam Indah PAI Kota Tegal, Jawa Tengah. Menurut Habib Thohir, melalui Shalat Subuh berjemaah yang dilaksanakan di alam terbuka, jemaah dapat melihat langsung kebesaran ciptaan Allah SWT. Selain itu, menikmati alam juga membuat kedamaian di dalam hati. Ia menyebutkan keutamaan shalat subuh berjemaah yakni besarnya pahala yang setara dengan haji dan umrah. “Saya berharap dengan berbagai keutamaan tersebut umat Islam hendaknya dapat makin menggencarkan salat Subuh berjamaah,” kata Habih Thohir belum lama ini. Teladan Beliau dikenal sebagai sosok ulama yang sangat konsisten dalam membentengi umat dari pendangkalan akidah, terutama oleh berkembangnya aliran sesat. loading...Pondok Pesantren Darullughah Waddawah Dalwa di Desa Raci Bangil, Pasuruan Jawa Timur, memiliki ribuan santri yang berasal dari berbagai daerah. Ponpes ini didirikan ulama keturunan Nabi bernama Habib Hasan bin Ahmad Baharun. Foto/Ist Berikut ini lima keturunan Nabi Muhammad yang punya pesantren besar di Indonesia. Satu di antaranya pendiri pondok pesantren tertua di Indonesia. Para keturunan Nabi Muhammad yang biasa dipanggil Habib dan Sayyid ini telah banyak memberi kontribusi positif di Indonesia. Mereka tidak hanya dikenal berdagang, namun juga menyebarkan dakwah Islam dengan damai. Dakwah mereka yang lembut membuat para Habaib dan Sayyid keturunan Nabi ini mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia termasuk di Pulau yang mendirikan pondok pesantren, majelis ilmu dan sekolah-sekolah Islam. Hingga kini para keturunan Nabi Muhammad di Indonesia terus berkiprah menebarkan dakwah lima keturunan Nabi Muhammad yang punya pesantren besar di Indonesia1. Sayyid Sulaiman Basyaiban, Ponpes Sidogiri Jawa TimurSayyid Sulaiman Basyaiban wafat 1766adalah ulama keturunan Nabi Muhammad pendiri Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Jawa Timur. Beliau lahir di Cirebon dan memiliki nasab tersambung kepada Nabi Muhammad SAW lewat marga Basyaiban. Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman bin Sayid Umar bin Muhammad bin Abu Bakar Basyaiban mendirikan Pesantren Sidogiri Pasuruan, salah satu pesantren tertua di Indonesia. Ayahnya Sayyid Abdurrahman, seorang perantau dari Tarim Hadhramaut Yaman. Sedangkan ibunya Syarifah Khodijah, adalah putri Sultan Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati. Dari garis ibu, Sayyid Sulaiman merupakan cucu Sunan Gunung Sulaiman membabat tanah Sidogiri yang saat itu masih hutan belantara pada 1158 H atau 1745 M. Sumber lain menyebut Ponpes ini berdiri Tahun 1718. Sayyid Sulaiman mendirikan Ponpes Sidogiri dibantu oleh Kiyai Aminullah, santri sekaligus menantu Sayyid Sulaiman yang berasal dari Pulau dijadikan lokasi pondok pesantren karena diyakini tanahnya baik dan berkah. Pesantren ini sudah banyak melahirkan ulama di antaranya Syaikh Cholil Bangkalan, gurunya para Kiyai di Jawa, KH Miftahul Akhyar, KH Idrus Romli, KH Zubair Muntashor, DR KH Abdul Ghofur dan masih banyak lainnya. 2. Habib Taufiq Assegaf, Ponpes Suniyyah Salafiyah Pasuruan Keturunan Nabi yang punya pesantren berikutnya adalah Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf. Beliau dikenal sebagai pendiri Pondok Pesantren Suniyyah Salafiyah Kota Pasuruan Jawa Timur. Habib kelahiran Pasuruan 1969 ini dikenal sebagai ulama kharismatik yang memiliki banyak pengikut. Beliau pernah aktif di Nahdlatul Ulama Jatim sebagai mustasyar penasihat. Kini dipercaya menjadi Ketua Umum Rabithah Alawiyah, lembaga pencatab nasab para Habaib di mendirikan Ponpes Suniyyah Salafiyah Pasuruan pada Tahun 1993. Pesantren ini dikelilingi hamparan persawahan dan pepohonan rindang yang meneduhkan. Pesantren Sunniyah Salafiyah berbasis salaf dengan mengajarkan berbagai disiplin ilmu agama. Pondok ini juga mengadopsi konsep Accelerated Learning percepatan pembelajaran dan KBK kuikulum berbasis kompetensi.3. Habib Hasan Baharun, Pesantren Dalwa Bangil Jawa TimurHabib Hasan bin Ahmad Baharun adalah seorang ulama keturunan Nabi Muhammad yang lahir di Sumenep Madura, 11 Juni 1934. Beliau dikenal sebagai pendiri Pondok Pesantren Darullughah Wadda'wah yang di Desa Raci, Bangil, Pasuruan Jawa Hasan bin Ahmad Baharun merupakan putra pertama dari empat bersaudara dari pasangan Habib Ahmad bin Husein bin Thohir bin Umar Baharun dengan Fathmah binti Bakhabazi. Karena kecintaan beliau terhadap Bahasa Arab, Habib Hasan Baharun mendirikan pesantren pada tahun 1982. Awalnya santri didikannya hanya belajar seadanya di rumah sewa di Kota Bangil. Seiring waktu, jumlah santri bertambah. Hingga saat ini lahan pesantren kurang lebih 4 Hektar telah terisi bangunan dan asrama santri sekitar 1500 yang berasal dari 30 provinsi di Indonesia, bahkan dari luar negeri seperti negara-negara Asia ini, Ponpes Dalwa dipimpin oleh putra-putra beliau di antaranya, Habib Ali Baharun, Habib Zen Baharun, Habib Segaf Baharun dan Habib Husen Habib Quraisy Baharun, Ponpes As-Shidqu Kuningan Jawa BaratHabib Quraisy Baharun merupakan pendiri Ponpes As-Shidqu Kuningan Jawa Barat. Beliau merupakan putra dari Habib Qasim Baharun. Pesantren As-Shidqu didirikan pada Tahun 2010 di bawah asuhan Habib Quraisy bin Gasim Baharun. Habib Quraisy juga murid ulama besar Yaman Habib Umar bin Hafizh. Pesantren As-Shidqu fokus pada pendidikan tahfizh Al-Qur'an, kajian kitab Bahasa Arab, fiqih, hadis dan ini memiliki tempat yang sangat representatif. Modelnya seperti boarding school dengan fasilitas yang cukup memadai. Gedungnya juga cukup Habib Naufal Al-Kaff, Pesantren Darul Habib Sukabumi Jawa BaratHabib Naufal bin Abdullah bin Ahmad Al-Kaff adalah cucu seorang ulama besar Palembang, Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaff, yang haulnya diadakan besar-besaran setiap bulan Jumadil Akhir di Habib Naufal sering ditulis Habib Nopel membangun Pesantren Darul Habib Islamic Boarding School bermula dari dimasukkannya beliau ke Pesantren Ar-Riyadh oleh orangtuanya. Ketika itu beliau memasuki masih sekolah dasar. Di Pesantren Ar-Riyadh beliau mendapat didikan dari dai besar dan para satu kelebihan Pesantren Ar-Riyadh adalah kemampuan berbahasa Arab yang amat ditekankan kepada santrinya. Hal itu dijadikannya prioritas di Pesantren Darul Habib yang diasuhnya sekarang. Ulama Kota Tegal, yang dikenal anti Syiah dan berbagai aliran sesat, Habib Thohir bin Abdullah Al Kaff, meninggal dunia. Kabar duka ini disampaikan oleh akun Twitter Lembaga Informasi Front DPPLIF_ID pada Kamis 03/12/2020. “*إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ* *إِنْتَقَلَ إِلَى رَحْمَةِ اللّهِ تَعَالَى* TELAH BERPULANG KE RAHMATULLOH *الحبيب طاهر بن عبد الله الكاف تقال.* *AL-HABIB THOHIR BIN ABDULLAH ALKAFF TEGAL . لَهُ الفَاتِحَه….,” tulis akun tersebut pantauan pada Kamis malam sekitar pukul WIB. Kabar duka wafatnya Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hijrah, Kota Tegal, Jawa Tengah itu juga diinfokan berbagai pengguna media sosial lainnya. “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un. Telah wafat Habib Thohir bin Abdullah Al Kaff jam WIB. Semoga amal ibadah beliau di terima Allah SWT,” tulis akun infotegal infotegal, Kamis 03/12/2020 malam. Kabar wafatnya Habib Thohir bin Abdullah Al Kaff juga diinformasikan di Fanspage Facebook “Al Habib Muhammad Reza Bin Muchsin Alhamid”, yang menuliskan ucapan belasungkawa dan doa untuk Habib Thohir bin Abdullah Al Kaff disertai meme ucapan duka. Dikabarkan media, Habib Thohir wafat ketika menjalani penanganan medis di ruang ICU Rumah Sakit Mitra Siaga, Mejasem, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Kamis 03/12/2020 malam. Habib Thohir dikabarkan meninggal akibat penyakit stroke. Humas RS Mitra Siaga, Kabupaten Tegal, Sofyan Bahtiar saat dikonfirmasi membenarkan kabar duka itu. Habib Thohir wafat saat menjalani perawatan di ruang ICU, sekitar pukul WIB, Kamis 12/03/2020. “Iya betul beliau meninggal sekitar pukul WIB. Jenazah saat ini masih di rumah sakit,” ujar dikutip PanturaPost. Menurut informasi dari dokter dan perawat, menurut Sofwan, Habib Thohir masuk ke RS pada hari Kamis 03/12/2020 sekitar pukul WIB. Habib Thohir saat itu langsung dibawa ke ruang ICU untuk tindakan medis. Baca Prof Dadang Hawari Meninggal Dunia di RSCM Dakwah di Pelosok Desa Sebagaimana diketahui, Habib Thohir bin Abdullah Al Kaff dikenal sebagai salah seorang tokoh Islam yang anti Syiah. Hampir dalam berbagai dakwah, entah dalam kesempatan majelis taklim, haul, ataupun seminar, Habib Thohir selalu memperingatkan beberapa kesesatan yang dilancarkan kepada kaum Muslimin di Indonesia. “Sebab, Islam di Indonesia, menurutnya, adalah Islam warisan Walisanga, yaitu Ahlusunnah wal Jamaah, bukan Syiah maupun Ahmadiyah, misalnya,” tulis pada 14 Desember 2018. Nama Habib Thohir lebih banyak dikenal oleh kaum Muslimin yang tinggal di pelosok-pelosok desa. Sebab Habib Thohir lebih senang berdakwah di daerah-daerah bahkan sampai ke pedesaan. Habib Thohir berharap agar para ulama dan cendekiawan memiliki sikap dan kepedulian untuk membentengi umat Islam dari kerusakan akidah. Kepada sesama Ahlussunah Waljamaah, diharapkan tidak perlu lagi berdebat soal furu’iyyah atau masalah cabang-cabang agama, seperti tahlil, Maulid, haul, dan lainnya. Habib Thohir adalah satu keluarga Al-Kaff yang disebut paling keras dalam berdakwah dari tujuh bersaudara anak lelaki Habib Abdullah Al-Kaff. Sebagai pendakwah, pria kelahiraan Tegal, 15 Agustus 1960, ini dikenal sangat konsisten dalam membentengi umat dari pendangkalan akidah, terutama oleh berkembangnya aliran sesat. Berpostur tubuh tinggi tegap saat di mimbar, dai yang satu ini seperti singa podium. Ceramahnya berapi-api, membakar semangat jamaah. Terkadang nada suaranya baik air yang mengalir deras, penuh ketegasan. Gaya berdakwah sang dai memang sangat khas, dengan suara bariton yang berat dan dalam. Orasinya memang terkesan galak, penuh nada kritik namun bertanggung jawab. Dalam ceramahnya, sesekali ia selipkan canda-canda segar. Oleh karena itu, ribuan jamaah pengajiannya selalu betah mendengarkan sampai pengajian berakhir. Mengenakan baju koko putih dan bersarung, demikian tampilan sederhana habib yang sebagian besar waktunya habis untuk berdakwah ini. Masih ditulis media online tersebut, Habib Thohir mendapatkan pendidikan agama dari sang ayah, Habib Abdullah Al-Kaff, yang dikenal sebagai ulama senior di Jawa Tengah. Kemudian mengenyam pendidikan SD dan SMP Al-Khairiyah di Tegal. Baru pada tahun 1980, menjadi santri Sayid Al-Maliki di Pesantren Al-Haramayn asy-Asyarifain Makkah. Dia menjadi santri selama enam tahun bersama adiknya, Habib Hamid bin Abdullah Al-Kaff. Habib Hamid, hingga berita tersebut dimuat, dikenal sebagai mubaligh dan pemimpin Pondok Pesantren Al-Haramayn asy-Asyarifain, Jalan Ganceng, Pondok Ranggon, Cilangkap, Jakarta Timur. Pulang ke Indonesia tahun 1986, Habib Thohir langsung terjun ke bidang dakwah. Ia pernah juga menjadi ustadz di sejumlah pesantren. Kini, pada 2018 itu, meski berkeluarga di Pekalongan, Habib Thohir lebih banyak membina umat di Tegal, khususnya di Masjid Zainal Abidin. Di masjid yang terletak di Jalan Duku Tegal itulah, dia mengadakan majelis taklim yang diberi nama “Majelis Taklim Zainal Abidin”. Habib Thohir berharap, Pesantren Zainal Abidin, yang sejak lama digagasnya akan bisa dibangun di Tegal. Sebab, sudah banyak orangtua yang ingin menitipkan anaknya kepada ponpes tersebut.* SKR

habib hamid bin abdullah al kaff